Rabu, 22 Mei 2013

Burung Beo Nias


Beo Nias
Klasifikasi 

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Passeriformes
Famili              : Sturnidae
Genus              : Gracula
Species            : G. religiosa
Sub Species     : Gracula religiosa robusta

Morfologi

Ukuran tubuh 40 cm (panjangnya). Bulu pendek pada bagian kepala. Cuping telinga mempunyai bentuk menggelambir ke arah leher yang berwarna kuning mencolok dan menyatu dengan bagian belakang kepala. Pada bagian sisi kepala terdapat sepasang pial yang berwarna kuning. Iris mata berwarna coklat gelap. Paruh berwarna kuning sedikit oranye dan bentuknya runcing. Bulu bagian sayap berwarna putih. Warna bulu didominasi warna hitam pekat. Jari berwarna kuning yang berjumlah 4 pada masing-masing kaki di mana 3 kaki menghadap ke depan sedangkan 1 jari menghadap ke belakang. Mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada beo jenis lainnya.

Anatomi

Organ-organ yang terdapat dalam tubuh burung Beo Nias dapat dilihat dari gambar di bawah : 


Sistem Gerak

Burung Beo Nias mempunyai rangka dalam. Burung terbang dengan sayap dan sayap tersebut dikendalikan oleh otot-otot yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada.  Burung memiliki dua otot, dan  sistem yang digunakan yaitu sistem kerja otot yang berlawanan. Pada saat burung mengepakkan sayapnya, bulu-bulu akan menutup dan akan membuka ketika sayap terangkat. dengan cara inilah burung mendapatkan kekuatan. Bentuk tubuh pada burung itu ringan dan ramping, sehingga dia mudah untuk terbang dan selain itu burung juga mempunyai kantung udara untuk meringankan tubuhnya. Dan bulu ekornya juga berperan penting dalam membantu burung terbang.



Sistem Respirasi

Alat Pernapasan dari burung Beo Nias terdiri atas :
1.      Lubang hidung luar
2.      Lubang hidung dalam
3.      Celah tekak
4.      Trakea
5.      Siring
6.      Paru-paru
Proses pernapasan burung ada dua jenis fase, istirahat dan terbang. Pada saat istirahat maupun terbang terdapat pula dua proses, yaitu inspirasi dan eskpirasi.
Pada saat istirahat
Proses Inspirasi :
Udara diambil lewat lubang hidung luar, lubang hidung dalam, celah tekak, trakea, siring, paru-paru – rongga dada membesar – paru-paru mengembang – udara masuk dalam parabronkus – terjadi pertukaran O2 dan CO2, udara yg masuk akan diarahkan ke paru-paru dan sebagian ke kantong udara.
Proses Ekspirasi :
Rongga dada mengecil – ruangan pada paru-paru mengecil – udara keluar dari kantong udara dan paru-paru – saat udara lewat paru-paru terjadi difusi O2 dan CO2.
Pada saat terbang :
Sayap terangkat – kantong udara yang berada di bawah ketiak terisi udara – udara masuk paru-paru dan sebagian ke kantong udara – pada saat di paru-paru terjadi difusi O2 dan CO2 – saat udara keluar ditandai dengan sayap burung turun dan pada saat ini (ekskresi) terjadi difusi O2 dan CO2.



Sistem Sirkulasi

Alat sirkulasi pada burung Beo Nias adalah jantung yang memiliki 4 ruang dengan sekat yang sempurna, arteri dan vena. Alur sirkulasinya sebagai berikut :
Darah dari vena kava masuk ke antrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah dari paru-paru kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, lalu menuju ventrikel kiri. Di ventrikel kiri darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.



Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan pada burung Beo Nias terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari :
1.      Mulut
2.      Esofagus
3.      Tembolok
4.      Lambung kelenjar
5.      Lambung pengunyah (empedal)
6.      Usus halus
7.      Usus besar
8.      Kloaka
Dan saluran pencernaan terdiri atas hati dan pankreas.
Proses pencernaan :
1.      Makanan diambil dengan paruh
2.      Makanan masuk ke rongga mulut
3.      Makanan melalui kerongkongan
4.      Makanan masuk ke tembolok
5.      Di tembolok makanan hanya sementara, lalu lanjut ke lambung kelenjar
6.      Setelah itu makanan menuju lambung pengunyah (empedal), pada bagian ini terjadi proses pencernaan secara mekanik
7.      Lalu makanan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus kosong, dan usus penyerapan.
8.      Sisa makanan yang tidak tercerna akan dilanjutkan ke usus besar
9.      Setelah itu berakhir melalui kloaka



Sistem Reproduksi

Burung Beo Nias merupakan hewan ovipar. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, dengan awalan saling menempelkan kloakan ke pasangannya.
1.      Sistem Genitalia Jantan
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukaannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Di sini dibuat dan disimpan spermatozoa.
2.      Sistem Genitalia Betina
Ovarium kiri saja yang berkembang dan terletak di dorsal rongga abdomen.
Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.




Sistem Ekskresi

Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.











Sumber :